Minggu, 31 Agustus 2014

Bayan Jamaah Australia di Masjid Sri Petaling, Malaysia, 4 Muharam 1429 selepas Maghrib.

Bayan Jamaah Australia di Masjid Sri Petaling, Malaysia, 4 Muharam 1429 selepas  Maghrib.
Ringkasan bayan; Setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi saw. dan membaca 2 ayat Al Quran.

1. Allah SWT telah pilih kita untuk lahir sebagai orang Islam. Sebelum kita lahir ke dunia, kita tak pernah diberi pilihan untuk jadi muslim atau kafir. Semata-mata dengan sifat rahim Allah telah jadikan kita seorang muslim. Wajiblah kita bersyukur atas nikmat ini.

2. Allah telah hantar kita sebagai umat Muhammad SAW dengan satu maksud yang sangat besar iaitu sebagaimana maksud semua Nabi telah dihantar.

3. Allah telah jadikan manusia mempunyai jasad dan roh. Perkara paling berharga bagi manusia adalah waktu.. Seorang yang kematian isteri, bisa cari isteri lagi. Seorang yang kematian anak, bisa peroleh anak kembali. Seorang yang rumahnya terbakar, dapat membangun rumah yang lain. Seorang yang perniagaannya bankrut, bisa buat perniagaan yangg lain. Tetapi seorang yang telah berlalu masanya, masa itu tak dapat dikembalikan lagi. Waktu yang berlalu akan terus pergi buat selama-lamanya.

4. Allah begitu kasih kepada orang-orang beriman sehingga menjadikan sekecil-kecil perkara sebagai asbab penghapus dosa. Sehingga tertusuk duri pun Allah akan hapuskan dosa dari buku catatan perbuatan seorang muslim. Diceritakan kisah seoarng raja kafir yang zalim ketika hendak mati berhajat untuk makan sejenis makanan yang sukar dicari. Allah telah perintah malaikat untuk dapatkan makanan itu untuk raja tersebut. Selepas makan, raja itu telah mati. Dalam kisah yang lain pula seorang alim yang wara’ ketika hendak mati telah meminta sedikit air. Setelah orang datang memberi air, Allah telah perintah kepada malaikat untuk tepis cawan sehingga air tertumpah dan orang wara’ itu mati tanpa dapat minum air. Kedua-dua malaikat telah datang menghadap Allah dan mengadukan hal tersebut. Allah berfirman kepada kedua malaikat tersebut bahawa ketika hidup, raja yang zalim tersebut dia telah buat satu kebaikan dan Allah hendak mambalas kebaikan tersebut di dunia dan azab yang kekal menantinya di akhirat kerana kekafirannya. Tetapi orang wara’ tersebut telah berbuat satu dosa ketika hidup dan Allah hendak menghapuskan dosa tersebut ketika di dunia dan memberikan keselamatan kepadanya di akhirat.

5. Di akhirat nanti, orang yang dalam hatinya ada iman walau sebesar zarah akan dikeluarkan juga akhirnya dari neraka. Sedangkan orang kafir akan kekal di dalamnya.

6. Dakwah dan iman adalah dua perkara yang berkaitan. Adanya dakwah maka ada iman. Jika dakwah tiada, maka iman akan keluar dari hati manusia. Nabi Nuh as telah buat usaha dakwah selama 950 tahun siang dan malam. Kemudian beliau as. telah doa supaya jangan ditinggalkan di atas dunia ini walaupun satu orang kafir. Maka Allah  hantar banjir yang besar dan menenggelamkan semua orang kafir. Yang terselamat hanyalah nabi Nuh as dan orang-orang yang beriman. Selepas kewafatan nabi Nuh as, dakwah telah terhenti. Dari keturunan orang yang beriman tadi akhirnya telah kufur kembali.

7. Pada abad 18 masehi, Inggris telah menduduki Australia dan mendapati ada 3 buah gurun yang besar di sana. Untuk menyelesaikan masalah pengangkutan mereka telah membawa 120 ekor unta sebagai pengangkut barang-barang di padang pasir. Oleh kerana mereka tidak tahu mengendalikan unta maka mereka membawa pekerja rodi  dari India yang kebanyakannya berketurunan muslim afghan. Di kalangan para pekerja ini terdapat beberapa ulama ulama. Ulama-ulama ini telah membangun 60 masjid dan 3 diantaranya berusia lebih 100 tahun masih bertahan sehingga kini. Malangnya saat usaha dakwah ditinggalkan, keturunan dari mereka ini tidak kenal Islam walaupun nama-nama mereka mirip nama-nama Islam.

8. Suatu ketika jemaah yang bergerak telah dibawa untuk jumpa 3 wanita tua dari keturunan pekerja-pekerja tersebut, yang masing-masing berumur lebih 85 tahun. Ternyata mereka tak tahu apa-apa mengenai amalan Islam kecuali kalimah Laailaha illallah, Muhammadur rasulullah. Tatkala mereka melihat jemaah memegang tasbih ditangan, mereka mengatakan bapak-bapak mereka dahulu memegang tasbih seperti kamu. Jemaah telah menghadiahkan kepada mereka tasbih tersebut dan mereka merasa sangat gembira
.
9. Laporan satu jamaah lagi yang bergerak di Thursday Island. Di sana, 90% penduduknya adalah keturunan Islam. Tetapi amalan Islam telah lenyap dari diri mereka. Jemaah telah dibawa berjumpa seorang lagi wanita tua berusia lebih 80 tahun. Tatkala wanita tua itu melihat rombongan jamaah (yang dalam keadaan berjanggut, berjubah, bersorban), kemudian ia menjerit dengan mangatakan, ‘Muslim has come, muslim has come.’(muslim telah datang! muslim telah datang!).
Dengan bersemangat wanita tua itu mengeluarkan sebuah tas dari bawah katil dan menunjukkan kepada jemaah peninggalan bapaknya berupa sajadah dan beberapa kitab shalawat. Perempuan tua itu bercerita saat ia berusia 10 tahun, bapaknya  meninggal dunia. Sebelum itu bapaknya sempat berwasiat, ‘You don’t be worry my child. Don’t be sad and don’t be afraid… Muslim will come and take of you because muslim are always taking care of each other.’(Kamu jangan khawatir atau takut, dan jangan pula bersedih hati, Muslim akan datang dan mengurus kamu karena muslim adalah saling menjaga satu sama lain”).
Perempuan tua itu menambah, ‘And I have been waiting for you (muslim) for 70 years.’ (“Dan saya telah menunggu kamu selama 70 tahun).

(*Pembayan mengeluarkan airmata terisak-isak. Juga, kami yang dengar bayan).

10. Pembayan memberi laporan bahwa beliau telah berpindah ke Australia dari Tanah Arab pada tahun 1968. Walaupun ada 80 ribu orang Islam di Melbourne tetapi hanya ada 1 masjid saja. Itupun hanya dibuka 2 kali setahun untuk shalat Ied. Shalat Jum’at hanya didirikan oleh 3-4 orang disebuah surau yang lain. Beliu ada mendengar laporan bahwa jemaah pertama dihantar ke Australia adalah pada tahun 1962. Jemaah ini hanya mampu menangis dan berdoa kala melihat keadaan agama pada umat.

11. Jamaah seterusnya dihantar pada tahun 1973. Jemaah ini balik dan beri laporan kepada Hadraji bahwa orang Islam di Australia sudah tiada harapan. Hadraji tak berputus asa dan menghantar jemaah lagi pada tahun 1974 & 1975. Pada tahun 1975 ini, 3 orang tempatan (termasuk kakak pembayan) telah sedia untuk menghidupkan amalan silaturahmi dari pintu ke pintu untuk bertemu dengan orang-orang Islam. Beberapa lama amalan ini berlangsung, mereka telah bermusyawarah dan memutuskan untuk meminta kunci masjid. Kunci masjid telah diberi kepada mereka dengan senang hati dan semenjak itu masjid tersebut tidak pernah ditutup lagi sehingga ke hari ini.

12. Amal-amal masjid telah dihidupkan. Jamaah-jamaah telah dikirim untuk dakwah dan usaha telah berkembang. Alhamdulillah sekarang telah ada lebih 80 masjid dan surau di Melbourne. Madrasah-madrasah telah wujud. Anak-ank yang dulunya belajar di madrasah sekarang telah mengajar pula. Pembayan berkata dengan matanya sendiri dia dapat melihat apabila dakwah ditinggalkan, dari keturunan ulama sekalipun akan lahir orang-orang kufar. Apabila dakwah dijalankan, meskipun dari keturunan kufar, lahirnya ulama.

13. Kerja ini bukanlah kerja main-main. Bukan kerja yang dibuat kalau suka, dan ditinggal kalau malas. Ini adalah kerja tanggung jawab kita sebagai umat Nabi saw. Ini adalah perintah Allah kepada kita sebagai ‘Khaira Ummah’.

14. Bila kita buat kerja dakwah ini, sesuai janjiNya, Allah pasti akan beri hidayah kepada manusia. Seluruh manusia sekarang sedang menanti-nanti kedatangan kita sebagai orang Islam kepada mereka (seperti kisah orang tua tadi).

Sumber
« Baca Selengkapnya »

Melbourne Semarak oleh Tabligh

Sumber: Hidayatullah.com
Tanggal: Oktober 1999/Jumadil Akhir-Rajab 1420

Desember ini (1999 red), Melbourne akan menjadi tuan rumah ijtima’ (pertemuan) jamaah tabligh dari seluruh benua Australia, termasuk negara-negara kepulauan Pasifik Selatan. Berikut catatan Sahid setelah mengikuti kegiatan mereka, Oktober lalu.

Islam bukanlah gejala baru di Australia. Masuknya Islam ke benua Aborigin ini hanya berselang satu abad setelah datangnya orang-orang Inggris pertama di abad ke-18. Jumlah ummat Islam di Australia diperkirakan sekarang mencapai angka 300 ribuan. Dengan sejarah yang panjang dan jumlah yang tidak lagi sedikit, wajarlah bila tingkat keragamannya pun tinggi. Dari lapisan muslim yang masih taat dan aktif berdakwah, sampai yang tinggal Islam KTP-nya saja ada.Bahkan, ada yang menjawab salam pun sudah tak bisa.

WARNA BARU

Di tengah situasi itu, sejak awal tahun 1970-an, gerakan jamaah tabligh menggoreskan warna baru dalam perkembangan peta ummat Islam di Australia.

Setidaknya, sejauh pengamatan dan keterlibatan Sahid selama hampir 4 bulan di Australia, tabligh telah menjadi suatu gerakan dakwah yang sangat dinamis sekarang dan di masa mendatang.

Dilahirkan di India, gerakan ini merupakan hasil ijtihad seorang ulama bernama Maulana Ilyas, sekitar 70 tahun yang silam. Gagasannya sederhana, namun sangat tajam dan efektif. Yaitu meluangkan waktu untuk sepenuhnya berada di dalam atmosfir dien di masjid dalam waktu tertentu. Targetnya, agar manusia makin faham akan tujuan penciptaan dirinya di muka bumi. Sebuah persoalan yang sangat fundamental.

Sasaran sekunder, memindahkan suasana dien tadi dari masjid ke lingkungan manapun di luar masjid, terutama ke rumah. Setiap orang disarankan meluangkan waktu setidaknya dua jam sehari.Isinya berta’lim, membaca hadits, mengaji Qur’an, dan berpikir mengenai bagaimana syiar Islam. Lalu berjaulah, mengunjungi rumah-rumah ummat Islam di sekitar masjid setidaknya seminggu sekali. Lebih jauh lagi, keluar di jalan Allah setidaknya tiga hari dalam sebulan, empat puluh hari dalam setahun, dan empat bulan dalam seumur hidup.

Kesan pertama dari penampilan fisik mereka yang memakai gamis atau jubah, surban, dan memelihara janggut, memang merupakan sunnah-sunnah yang sudah asing bagi kebanyakan ummat Islam. Tetapi aktivis tabligh yakin, dengan niat yang ikhlas dan akhlak yang baik, kesan ‘asing’ itu akan segera hilang.

Kini poros India-Pakistan-Bangladesh, tempat gerakan ini berbasis, menjadi semacam base camp bagi para aktivis tabligh. Setiap orang disarankan meluangkan empat bulan khuruj-nya ke tiga negara di Asia Selatan tersebut. Kenapa harus ke sana? Zakaria, mahasiswa Charles Sturt University yang juga seorang karkun (sebutan bagi aktivis tabligh; bahasa India) menerangkan kepada Sahid, “India-Pakistan-Bangladesh bisa diibaratkan sebagai centre of excellence sebagaimana Universitas Al-Azhar, Madinah, Harvard, Oxford, atau MIT bagi ilmu-ilmu.”

Aktivis tabligh didorong untuk berangkat ke sana agar kualitasnya meningkat. Bedanya, kalau di universitas dunia kita belajar ilmu, di India-Pakistan-Bangladesh kita belajar amal akhirat, kata Zakaria. Awal tahun ini, jaringan televisi kabel ternama CNN melaporkan ‘the second biggest muslims gathering after hajj’ di Pakistan, yang tak lain adalah ijtima’ jamaah tabligh ini untuk tingkat dunia. Sekitar dua juta orang diperkirakan berkumpul pada saat itu.

DARI WAGGA KE MELBOURNE

Bagi kota-kota kecil seperti Wagga-Wagga, tempat Sahid menetap, Melbourne sebagai markas telah menjadi semacam India-Pakistan-Bangladesh-nya Australia.

Sore itu di awal Oktober, saya dan Raja Shahruddin, mahasiswa asal Malaysia, berencana bergabung dengan markas jamaah tabligh di Melbourne. Sebelum kami bertolak dari surau kampus, ada bayan hidayah (semacam briefing) dari seorang brother di Wagga. Isinya yang utama ada tiga, senantiasa meluruskan niat karena Allah; bahwa perjalanan ini untuk memperbaiki kualitas iman pada diri sendiri, baru yang berikutnya untuk mengajak orang lain; dan terakhir, petunjuk-petunjuk teknis mengenai hubungan dengan manusia lain.

Misalnya, agar menjaga mulut mengurangi percakapan tentang dunia selama perjalanan. Agar memperbanyak dzikir dan doa karena orang yang ada di jalan Allah doanya maqbul, dan yang semacamnya.
Lepas ashar kami bertolak diiringi doa. Perjalanan mobil Wagga-Melbourne petang itu kami kebut lima jam. Berbeda dengan di Indonesia, jalan bebas hambatan dari Albury, di perbatasan New South Wales dan Victoria, ke Melbourne yang jaraknya 350 kilometer gratis. Tak ada bayar-bayaran tol. Lansekap indah alam pedesaan, kerumunan domba, ladang gandum serba luas, padang stepa dan bebukitan hijau permai New South Wales-Victoria, ujung-ujungnya bertemu dengan layar langit yang biru sempurna. Semua cuma bisa dinikmati sebentar. Hujan lebat dan gelapnya malam segera menyergap Nissan Bluebird station milik Shah yang meluncur cepat.

Melbourne dingin malam itu, hampir seperti di saat winter. Trem-trem listrik masih beringsut menyusuri jalan-jalan kota dan kawasan suburban. Merkuri ribuan watt dan lampu-lampu kota meredam cahaya gemintang di langit Kutub Selatan.

Hawa dingin tadi segera terusir oleh suasana hangat begitu kami memasuki masjid Umar ben-Khattab, di Preston. Masjid waqaf pemerintah Arab Saudi ini selesai dibangun enam tahun silam. Kini menjadi markas jamaah tabligh di seluruh Melbourne dan Australia. Setiap Jumat malam mereka berkumpul dan beritikaf di sini. Sebuah kaligrafi kain ukuran besar dengan warna lembut tergantung persis di atas mihrab. Tulisannya, “Fabi ayyi aalaa i rabbikumaa tukadzdzibaan, maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang hendak kau dustakan?”

PAKAIAN YANG SAMA

Di depan mihrab, seorang tua berjanggut putih dari Srilanka sedang menyampaikan bayan (ceramah) dibantu seorang penerjemah. Tak kurang dari dua ratus orang duduk rapat-rapat, tekun mendengarkan ceramah itu.
Mereka berasal dari berbagai bangsa imigran seperti dari Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan banyak lagi termasuk Australia sendiri. ‘Pakaian’ mereka semua sama; Islam. Masya Allah, masya Allah! Rasanya seperti bukan di Melbourne. Rasanya seperti berada di salah satu sudut masjid Nabawi, di Madinah Al-Munawwarah.

Usai shalat Isya’, makan malam bersama. Duduk berjajar, menunggu nampan datang sambil berdoa, lalu makanan satu nampan di makan tiga atau empat orang. Mulai sikap kepada makanan sampai cara duduk, semua mengikut sunnah.

Tiba-tiba sebuah suara orang Jawa yang sangat medok mengagetkan saya. “Anda dari Indonesia kan? Ini saya kasih tahu!” kata seorang lelaki tersenyum, sambil menyodorkan sebuah nampan penuh dengan nasi dan sayur tahu. Waduh, ini lidah saya sudah empat bulan tak ketemu tahu. Alhamdulillah.

Sebelum tidur, ada pembacaan hayatush shahabah, kisah kehidupan para sahabat Nabi, lalu ada kalkuzari, semacam laporan perjalanan. Malam itu seorang brother keturunan Eritrea memberi laporan khuruj-nya dari Kaledonia Baru, sebuah negara kepulauan di Pasifik Selatan.

Diceritakannya betapa masyarakat muslim di wilayah bekas jajahan Prancis itu, yang terdiri dari keturunan India dan Jawa, telah jauh dari Islamnya. Merasa senang akan kedatangan saudara-saudaranya dari Melbourne, mereka minta lain kali didatangkan jamaah lagi.

Paginya, sehabis shubuh, seorang brother asal Bosnia yang lahir di Australia memberikan bayan shubuh. Rupanya ia baru saja pulang dari kampung ayah ibunya Bosnia-Herzegovina, memimpin sebuah jamaah tabligh pertama yang datang setelah perang berhenti di kawasan Balkan.

LUPA DUNIA

Tapi apa betul para aktivis tabligh yang ‘selalu ingat mati’ ini melupakan kehidupan dunia? Tudingan ini hampir tak pernah serta-merta mereka bantah dengan ucapan. Silakan dinilai sendiri.

Selama di masjid mereka tak pernah bicara bisnis. Tapi Mobil-mobil macam Toyota Tarago station yang di Jakarta tergolong mewah, Toyota Cressida, Honda Civic Genio dan merek-merek wah lainnya tiap Jum’at malam nangkring di halaman masjid Preston. Itu saja bisa menunjukkan cita rasa mereka pada teknologi maju, sejauh bisa difungsikan di jalan Allah.

Para karkun ini juga dikenal sebagai pekerja keras di bidangnya masing-masing. Ada yang supir taksi, tukang kayu, juragan butchery (rumah pemotongan hewan ternak), insinyur, birokrat, pedagang dan lain-lain. Mahasiswa yang aktif dalam gerakan inipun, meski rata-rata low profile, di kampus punya prestasi yang selalu bisa dibanggakan. Abdul Razak, mahasiswa ilmu-ilmu sosial di Charles Sturt University, merasa tak puas jika tugas-tugas yang dikerjakannya tak mendapat predikat excellent. “Prestasi belajar juga bagian dari dakwah kita kepada teman lain,” katanya merendah. Mereka dikenal mahasiswa yang belajar dengan disiplin spartan. Di Wagga, beberapa mahasiswa yang aktif bertabligh biasa mengorganisasi kegiatannya dengan telepon genggam yang bukan lagi barang mewah.

Di Australia sendiri, sejak awal tahun 1970-an, gerakan ini berkembang pesat hingga sekarang. Dipimpin oleh Syaikh Muhtaz asal Mesir, pusatnya di Melbourne tidak lagi hanya mengarahkan sasaran dakwahnya ke Melbourne, Sydney, Perth, Darwin, dan kota-kota di pulau Australia.

Tapi juga melebar ke kepulauan Pasifik Selatan, seperti Vanuatu, Samoa, Fiji, Kaledonia Baru, ke China, Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara. Ini terlihat dari pembicaraan yang berkembang dalam musyawarah bulanan yang sempat Sahid ikuti.

Musyawarah ini berlangsung di kawasan Folkner, di pinggiran Melbourne.Markas Tabligh Australia yang baru di kawasan ini adalah bekas komplek sekolah dasar di atas sebidang tanah seluas kira-kira 3 hektar.
Sehari-hari tempat ini dipakai untuk madrasah diniyah bagi anak-anak para karkun. “Sedang diusahakan agar madrasah ini disamakan statusnya dengan sekolah dasar umum,” jelas Ruslan, seorang karkun asal Malaysia. Dalam musyawarah bulanan tadi, masing-masing pusat gerakan di Melbourne memberikan laporan dan rencana-rencana kegiatan kepada Syaikh Muhtaz dalam suatu forum terbuka. Lalu Amir Shaf -sebutan bagi pemimpin markas- mengarahkan pembicaraan pada rencana dakwah ke luar Australia. Ada beberapa kelebihan Australia dalam hal dakwah regional dan internasional ini.

Pertama, para karkun Australia menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar utama, yang merupakan bahasa internasional.

Kedua, kebanyakan aktivis tabligh di Australia adalah keturunan kaum imigran dari berbagai belahan dunia. Mereka akan menjadi pasukan dakwah yang ‘kuat’ secara psikologis bila dikirimkan ke tanah kakek-neneknya. Contohnya Lukman, 39, keturunan Italia bermata abu-abu yang lahir di Australia. Kepada Sahid ia membagi pengalamannya baru-baru ini ber-jaulah ke kampung ibu-bapaknya di kepulauan Sisilia, gudangnya mafia dan gangster kelas kakap. Katanya, kini di seluruh Italia ada 200-an masjid. “Kedatangan kami dari Australia disambut baik sebagai dukungan moril yang kuat bagi berkembangnya Islam di Italia,” cerita Lukman sambil tersenyum.

PERHATIAN PADA INDONESIA

Dalam musyawarah bulanan di Folkner itu, Syaikh Muhtaz menekankan agar para karkun memberi perhatian khusus bagi Indonesia.

Ia bercerita, bahwa Maulana Hadraji rahmatullah ‘alaih, pimpinan gerakan tabligh sedunia yang baru wafat beberapa tahun lalu, bermalam-malam tak bisa tidur setelah mendengar berita, bahwa musuh-musuh Islam berencana meng-Kristen-kan Indonesia dalam waktu 50 tahun.

Di Australia sendiri, penampilan para aktivis tabligh yang rendah hati dan menjauhkan diri dari soal-soal khilafiyah dan politik praktis, cukup ampuh menyelesaikan berbagai ketidakharmonisan hubungan antar ummat Islam. Pesan utama bayan atau ceramah para aktivis tabligh biasanya berisi enam hal standar, yaitu tentang keutamaan kalimah tayyibah (Laa ilaha illallaah, Muhammadan rasulullah); lalu membesarkan nama Allah dengan shalat yang khusyu'; ilmu dan dzikir; ikram (memuliakan) sesama muslimin; ikhlaskan niat; dan yang terakhir, tentang pentingnya setiap individu muslim melakukan dakwah dan tabligh.

Menghindari soal khilafiyah dan siyasah (politik), membuatnya mudah diterima oleh semua masyarakat. Rombongan jaulah yang saya dan Shah ikuti adalah suatu contoh nyata.Dalam jaulah dua hari satu malam di akhir minggu, kami bergabung dengan jamaah 8 orang yang mayoritas terdiri dari keturunan Bosnia.

Masjid yang dipilih untuk beri’tikaf adalah Masjid An-Nur milik masyarakat Kroasia. Terletak di kawasan Maidstone, 15 tahun yang lalu bangunan kayu itu adalah sebuah gereja yang dibeli menjadi masjid. Di sebelahnya ada sebuah bangunan yang lebih kecil, Islamic Center-nya masyarakat Kroasia. Sudah jadi rahasia umum, bahwa walau sesama muslim, orang Kroasia cenderung tak bisa akur dengan orang Bosnia. Masjid Kroasia yang berada di dekat pemukiman komunitas Bosnia itu tak pernah dikunjungi oleh orang Bosnia, kecuali orang Lebanon, Eriteria, dan Somalia.

Sebaliknya, masyarakat Bosnia -yang dikenal berperangai halus- sendiri akhirnya membangun masjid tak jauh dari kawasan itu. Keputusan ini merupakan klimaks ketidakharmonisan hubungan itu. Ironisnya, belum seratus persen masjid jadi, kaca-kacanya pecah berantakan diserang beberapa orang Kroasia yang tak bertanggung jawab.

Cerita sedih ini tidak saya dapatkan dari brothers Bosnia yang sejamaah dengan saya. Melainkan dari beberapa brothers tempatan asal Aljazair, Fiji, dan Somalia
.
Di hari kedua jaulah, brothers dari Bosnia ini lagi-lagi memilih sasaran yang menantang. Yakni sebuah masjid milik masyarakat Turki yang dikenal keras, tak mau menerima rombongan tabligh beri’tikaf di situ. Saya kagum pada ghirah saudara-saudara Bosnia ini.

Pengalaman beberapa hari di Melbourne sangat mengesankan. Bertemu masyarakat muslim yang ghirah-nya kuat dan masjid yang makmur membuat saya tak merasa menyesal karena tak sempat ke The Great Ocean Road, sebuah kawasan pantai tebing yang terkenal indahnya. Lokasinya 3 jam dari Melbourne ke Adelaide, South Australia.

Dalam perjalanan pulang ke Wagga, saya melirik ke arah Shah. Di matanya ada semangat baru yang segar, yang sudah tak sabar diguyurkan kepada teman-temannya. Agar kota kecil Wagga-wagga semakin marak dengan dakwahnya.

« Baca Selengkapnya »

Sabtu, 30 Agustus 2014

Bahkan Khalifah Ali Pun Mengusir Abdullah Bin Saba (Rabbi Yahudi Pendiri Syiah)

Apa yang Anda ketahui tentang pendiri Syiah: Abdullah bin Saba? Seorang Yahudi dari Yaman, Arabia, abad ketujuh, yang menetap di Madinah dan memeluk Islam—yang pada beberapa bagian sejarah, keislamannya sangat dipertanyakan.

Setelah mengkritik buruknya administrasi Kalifah Ustman, ia dibuang dari ibukota. Kemudian ia pergi ke Mesir, di mana ia mendirikan sebuah sekte anti-Usman, untuk mempromosikan kepentingan Ali. Mengetahui ia memperoleh pengaruh yang besar di situ, mengingat Ali adalah keponakan Rasulullah. Padahal, bahkan Ali sendiri pun mengusirnya ke Madain.

Setelah Ali wafat, Abdullah bin Saba terus-menerus menghembuskan isyu kepada orang-orang bahwa Ali tidak mati, tapi masih hidup, dan tidak pernah terbunuh. Ia menghembuskan kabar bahwa sebagian dari sifat Ketuhanan ada dalam diri Ali, dan bahwa setelah waktu tertentu ia akan kembali untuk memerintah bumi dengan adil.

Untuk mengacaukan Islam, Yahudi menyusun rencana untuk menambah dan menghapus hal-hal dari keyakinan Islam yang murni, Abdullah bin Saba memainkan peran penting dalam konspirasi ini, dan selama berabad-abad kita telah menyaksikan manifestasi dari distorsi bid’ah dalam ajaran Syiah.

Sejarah juga mencatat bahwa Syiah menghina agama Islam, dan menyatakan bahwa mereka adalah musuh nomor satu Muslim. Mereka sepenuhnya bekerja sama dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam menghancurkan Iraq dan Afghanistan. Dalam semua sejarah Islam, Syiah selalu saja menikam Islam dari belakang.

Lantas, bagaimana dengan wacana Iran yang anti-Israel dan Amerika? Hal itu sudah sejak lama diyakini sebagai sebuah retrorika belaka. Orang-orang Syiah selalu mengagungkan Ali—melampui terhadap Rasulullah Muhammad saw. Padahal Ali yang disebut sebagai singa Islam, yang berjuang untuk membela kehormatan Islam dan umat Islam, tidak pernah bekerja sama dengan musuh-musuh Islam, apalagi menumpahkan darah dan menjarah kekayaan Muslim. (sa/alqimmah/jewishencyclopedia)
« Baca Selengkapnya »

ADAB - ADAB TA'LIM

Ta'lim wa Ta'lum adalah amalan yang sangat penting untuk di hidupkan, baik di mesjid bersama jamaah maupun dirumah bersama anggota keluarga. Hal ini di sebabkan karena ta'lim wa ta'lum adalah salah satu amalan yang hidup di rumah Nabi saw, rumah sahabat r.a dan hidup juga di masjid nabawi.
Maksud dan Tujuan ta'lim wa ta'lum adalah untuk meningkatkan semangat untuk beramal, karena dibicarakannya firman Allah swt dan sabda Rasulullah saw, yang membicarakan tentang keutamaan serta keuntungan mengamalankan dan ancaman apabila meninggalkannya.
Keuntungan(fadhilah) ta'lim wa ta'lum adalah :
1. Mendapatkan sakinah (ketenangan jiwa)
2. Akan dicucuri rahmat oleh Allah swt
3. Akan dikerumuni malaikat
4. Dibangga-banggakan oleh Allah swt di hadapan majelis para malaikat.
Dalam sebuah hadits di sebutkan :
"Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak berkumpul suatu kaum dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, saling mengajarkannya sesama mereka, kecuali di turunkan kepada mereka Sakinah, rahmat menyirami mereka, para malaikat akan mengerumuni mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di kalangan malaikat yang ada di sisi-Nya." (Muslim, Abu Daud).
Adab-adab ta'lim wa ta'lum :
a. Adab Lahiriyah
 1. Memiliki wudhu
 2. Duduk iftirasy
 3. Memakai wangi-wangian
 4.Duduk rapat-rapat
b. Adab Bathiniyah
 1. Ta'zhim wal ihtiram (mengagungkan dan memuliakan) yang dimuliakan firman Allah swt dan sabda Rasulullah saw
 2. Tasdhiq wal yaqin (mebenarkan dan meyakini)
 3. Taatsur fil-qalbi (mengesankan dalam hati)
 4. Niyatul amal wa tabligh (niat mengamalkan dan menyampaikan) 
Apabila nama Allah disebut maka kita ucapkan Subhanallahuwataala atau 'Aza wa jalla. Jika nama Rasulullah saw disebut maka kita ucapkan Shalallahualaihi wa sallam, jika nama sahabat disebutkan maka kita ucapkan Rhadiyallahuanhu untuk laki-laki atau Rhadiyallahuanha untuk perempuan. Jika nama nabi disebutkan maka kita ucapkan alaisallam. Semua ucapan tersebut di ucapkan secara sirri.
Selanjutnya majelis ditutup dengan tasbih kifarah do'a :
Subhnallahi wa bihamdihi, subhanakallauma wa bihamdika asyhadualla ilaa ha illaa anta asytaqfiruka wa atuubu ilaika.
"Maha Suci Engkau Ya Allah, segala puji bagi Engkau, saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu"
« Baca Selengkapnya »

PESANAN-PESANAN WANITA

Pesanan ulama tehadap para wanita :
1.       Sholat di awal waktu
2.       Membaca Al Quran secara istiqamah
3.       Ta’lim wa ta’allum
4.       Mendidik anak secara sunnah
5.       Hidup sederhana
6.       Menutup aurat secara sempurna
7.       Melayani suami dengan baik
8.       Mendorong suami dan muhrim untuk keluar di jalan Allah
1.       Sholat Di Awal Waktu
a.       Berwudhu sebelum adzan
b.      Mendorong suami, saudara laku2, anak laki2, bapak untuk sholat berjamaah di masjid
c.       Meninggalkan semua kegiatan waktu adzan dikumandangkan
d.      Memperbanyak sholat-sholat sunnah (rawatib, Isyraq, dhuha, tasbih, awwabin, tahajud dan witir).
2.       Membaca Al Quran dan Zikir Pagi Petang secara Istiqamah
a.       Mengusahakan membaca 1 juz setiap hari bagi yang sudah lancar membaca dan 3 juz  per hari bagi yang hafidzah.
b.      Membaca surat As Sajadah dan Al Mulk di antara maghrib dan Isya
c.       Membaca surat Yasin pagi dan petang
d.      Membaca Al Waqiah sebelum tidur
e.      Membaca surat Ad Dukhan setiap hari
f.        Membaca Tasbihat , sholawat, dan istighfar masing2 100 kali di waktu setelah sholat subuh dan setelah sholat ashar
3.       Ta’lim wa Ta’allum
a.       Menghidupkan ta’lim secara istiqamah setiap hari di rumah
b.      Menceritakan kisah para Nabi dan para shahabat dengan cara yang mudah difahami oleh anak
c.       Mengajarkan cara sholat, cara berpakaian secara sunnah, dan sunnah2 nabi dalam keseharian (makan, tidur, safar, istinja, dll).
4.       Mendidik anak Secara Sunnah
a.       Memperkenalkan sunnah kepada anak sejak sedini mungkin
b.      Mendidik mereka adab-adab, doa-doa nabi, cara bergaul.
c.       Beri contoh dengan contoh yang baik
d.      Mendidik sholat ketikan usia 7 tahun dan membiasakannya untuk sholat 5 waktu dan sholat2 sunnah
5.       Hidup dengan Pola Sederhana
a.       Kita harus mencontoh kehidupan Rasulullah yang sederhana
b.      Jangan sembarangan membelanjakan harta suami secara berlebih-;ebihan dan tidak tepat, bermusyawarahlah untuk setiap pengeluaran.
c.       Belanja menurut kebutuhan bukan memenuhi keinginan nafsu.
d.      Mengatur keuangan keluarga
6.       Menutup Aurat secara Sempurna
Aurat wanita di luar sholat seluruh tubuhnya harus di tutup secara sempurna ketika keluar rumah dan ditemani dengan mahramnya
7.       Melayani Suami
a.       Mempersiapkan semua kebutuhan suami dan mengurus rumah dengan bersih dan rapi
b.      Mencuci baju, memasak,
c.       Diam ketika suami berbicara
d.      Mengantar suami apabila mau pergi
e.      Berhias / rapi / bersih / wangi di hadapan suami
f.        Memakai wangi-wangian
g.       Memelihara bau mulut
h.      Menawarkan diri ketika mau tidur
8.       Mendorong Suami dan Muhrim untuk Keluar di Jalan Allah
a.       Mengingatkan dan menyiapkan keperluan mereka
b.      Mengorbankan segala yang ada untuk memperjuangkan agama Allah
http://imanyakin.wordpress.com
« Baca Selengkapnya »

Jumat, 29 Agustus 2014

Kamus / Beberapa Istilah Dalam Usaha Dakwah dan Tabligh

Beberapa istilah yang terdapat di dalam usaha dakwah dan tabligh.  Sumber nukilan oleh Ustaz Muhammad Qosim At-Timori di buku bersaiz poket, 'Panduan Khuruj Fi Sabilillah' dalam bahasa Indonesia daripada tajuk asalnya Lampiran: Kamus beberapa Istilah dalam Jamaah Tabligh.

Beberapa istilah ini untuk memudahkan rangka kerja usaha dakwah kerana aktivis daripada pelbagai latar belakang yang berlainan terutamanya negara dan bahasa yang berbeza. Seseorang tidak pernah diwajibkan untuk mengingati istilah-istilah ini, sebaliknya akan mudah difahami dan diingati sesuai dengan masa dan pengalaman bersama jemaah. Alim ulama juga menasihatkan supaya tidak menggunakan istilah-istilah ini di khalayak umum sebaliknya menggunakan bahasa yang mudah difahami seperti 'bayan' disebut sebagai 'perbincangan/ muzakarah iman dan amal', 'karkun' kepada 'rakan seusaha', 'rahaba' kepada 'penunjuk jalan'.


Istilah yang dinyatakan;

Amir:  Pimpinan yang diangkat untuk suatu tempat. Juga pimpinan yang diangkat untuk suatu jamaah keluar di jalan Allah. Tugas Amir adalah berkhidmat kepada jamaah, bukan sebagai diktator.

Bayan: Mejelis Penerangan untuk menerangkan maksud dan tujuan usaha tabligh. Bayan biasanya berkisar untuk membicarakan enam sifat utama yang perlu diusahakan. (a) Keyakinan kepada kekuasaan Allah Swt dan keyakinan yang teguh kepada sunnah Rasulullah Saw. sebagai sumber kejayaan yang hakiki. Inilah anjuran dari kalimah Tayyibah: Laailaaha illallah Muhammadur rasulullah. (b) Memperbaiki shalat supaya menjadi shalat yang ampuh untuk mendapatkan pertolongan Allah. Shalat diusahakan supaya mirip dengan shalatnya Rasulullah Saw. (c) Ilmu dan dzikir, keduanya saling berkaitan. Sebagai alat untuk mengingat Allah dan mendekati Allah. (d) Ikramul Muslimin, yaitu menghormati dan menjaga hak-hak orang Islam. (e) Memperbaiki niat (tasyhih niat), yaitu menjaga niatnya semata-mata karena Allah,bukan untuk tujuan lain. (f) Dakwah dan tabligh yaitu: Suatu usaha yang perlu dilakukan untuk menerapkan pentingnya usaha dakwah dan tabligh di kalangan umat yang menjadi teras umat yang terbaik. Di akhir bayan dilakukan tasykil untuk mengajak orang banyak agar dapat meluangkan waktunya untuk keluar di jalan Allah.

Bayan Hidayah: Bayan untuk menerangkan ushul-ushul tabligh di jalan Allah. Kerangka kerja luar di jalan Allah. (*nasihat-nasihat terhadap jemaah yang telah dibentuk sebelum berangkat khuruj, perkara terpenting ialah mengikuti tertib-tertib yang telah diberikan dalam usaha dakwah dan tabligh).

Bayan Wafsi: Bayan untuk mereka yang baru pulang dari keluar di jalan Allah. Kerangka kerja tempatan juga diterangkan kepada mereka. (*nasihat-nasihat yang diberikan setelah jemaah kembali dari khuruj, perkara yang terpenting ialah menjalankan kerja-kerja dakwah di tempat sendiri. Disebut juga sebagai bayan tangguh. Ada juga menyatakan istilah yang sepatutnya adalah bayan hidayah amal maqami.)

Buzruq: Orang alim atau ulama serta orang-orang yang telah lama mengikuti usaha tabligh serta mempunyai kepahaman cukup luas di bidang usaha tabligh.

Cillah: Satu jangka waktu (sekitar 40 hari) yang dijalani oleh ahli-ahli tabligh (karkun) untuk berusaha memperbaiki diri dari segi iman, amal, akhlak dan lain-lain. Untuk hal ini, para ahli tabligh hendaknya menyempurnakan cillahnya sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Dan paling sedikit meluangkan waktunya 3 cillah (4 bulan) seumur hidup. (*tahapan cillah senantiasa meningkat, sekarang dikehendaki memenuhi 3 cillah setiap tahun.)

Dzihin: Membentuk pikir supaya senantiasa risau dengan keadaan agama. Juga membentuk pikir supaya senantiasa berghairah untuk berusaha ke arah iman dan pikir umat.

Ghast: Ziarah dari rumah ke rumah atas maksud iman. (Jaulah) usaha yang mirip dengan yang dilakukan Rasulullah Saw. ketika pergi berjumpai setiap orang di Makkah. (*disebut juga sebagai dakwah umumi. Ghast ini dilakukan sebelum maghrib atau selepas solat maghrib dengan dimulai muzakarah adab ziarah. Program harian semasa keluar di jalan Allah dan program mingguan semasa berada di tempat tinggal atau maqami. Sekurang-kurangnya 45 minit masa yang dikehendaki.)

Hadhatji/ Hadratji: Amir bagi seluruh dakwah tabligh di seluruh dunia.

Halaqah: Dalam setiap markas, dibagi menjadi beberapa kawasan yang disebut halaqah. Halaqah terdiri dari beberapa sub halaqah dan sub halaqah dibagi lagi menjadi mohalla-mohalla. (*turutan kurang lebih Markas dunia (Nizamuddin) > Markas Negara > Sub Markas (markas-markas dalam negara) > Halaqah > Sub Halaqah > Mohalla (masjid/ surau di kampung atau taman perumahan.)

I'tikaf: Bermalam atau duduk di masjid dalam jangka waktu tertentu sambil melakukan beberapa amalan masjid.

Ijtima: Satu perhimpunan tahunan yang diadakan untuk menghimpun orang banyak untuk keluar di jalan Allah. ( *Perhimpunan usaha dakwah dan tabligh di satu-satu negara sama ada akan dibuat setiap tahun, dua tahun atau tiada penetapan tertentu berpandukan mesyuarat dunia di Nizamuddin.)

Ijtima'i: Usaha secara bersama-sama. (*aktiviti/ amalan yang dilakukan secara berjemaah seperti ghast, taklim, bayan, muzakarah; amalan ijtima'i ini diutamakan daripada amalan yang dilakukan secara bersendirian.)

Ikhtilat dan tafakud: Memilih dan mempertemukan mereka yang layak untuk dibentuk ke dalam jamaah yang akan keluar di jalan Allah.

Ikram: Memuliakan.

Infiradi: Usaha secara perorangan. (*aktiviti/ amalan individu seperti berzikir, solat sunat, rehat dan lain-lain. Apabila waktu bersamaan dengan amalan ijtima'i, dinasihatkan bersegera meninggalkan apa jua aktiviti/ amalan infiradi)

Intizam: Pekerjaan pengurusan, pengendalian dan pengelolaan untuk menyelenggarakan perhimpunan (jord, ijtima' dan sebagainya.)

Islah: Memperbaiki diri dalam usaha jamaah tabligh. Program-program tertentu dibuat untuk pengislahan melalui usaha dakwah, ta'lim, ibadah dan dzikir serta khidmat.

Israf: Berlebihan.

Istiqbal: Penyambutan tamu yang menyambut tamu-tamu yang datang untuk menghadiri majelis perhimpunan atau majelis bayan dan sebagainya. (*dalam perhimpunan besar seperti ijtima', akan dibentuk jemaah istiqbal dan disediakan ruangan khusus dan merupakan bahagian terpenting dalam kerja pendataan ijtima'. Selain itu, di tiap markas negara juga ada jemaah khusus istiqbal bertujuan pendataan jemaah yang keluar masuk ke markas.)

Jamaah: Sekelompok orang yang memiliki pikir yang sama dan maksud serta usaha yang sama pula.

Jaulah: Berkeliling menjumpai manusia untuk mengajak taat kepada Allah. (*sinonim ghast, ziarah)

Jazbah: Semangat atau keghairahan dan perasaan cinta seseorang terhadap usaha agama dan yang berkaitan dengan itu.

Jord: Perhimpunan untuk mendapatkan nasehat serta memperbaharui tekat untuk azam, juga untuk mempererat hubungan antara ahli. Jamaah-jamaah juga dibentuk di sini untuk dikirim ke seluruh dunia. (*perhimpunan yang diadakan lebih kecil berbanding dengan ijtima', sama ada peringkat markas, negeri atau wilayah.)

Josh: Perasaan berkobar-kobar yang luar biasa yang kadang-kadang melewati batas kewajaran karena terlalu suka atau terlalu marah.

Kalamullah: Firman Allah.

Karkun: Rekan-rekan satu usaha dalam dakwah dan tabligh. (* di Indo-Pak disebut sebagai 'saathi' manakala di Yaman, 'shahibuddakwah'. Ulama dakwah & tabligh tidak pernah menganjurkan istilah ini kerana kekhuatiran sifat ekslusif, kerja dakwah bukan untuk selain karkun atau menimbulkan semangat assobiyyah.)

Khadim: Orang yang bertugas melayani.

Khidmat: Pelayanan atau melayani.

Khuruj Fi Sabilillah: Keluar ke jalan Allah, yaitu keluar dari tempat kediaman bergerak di jalan Allah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu masjid ke masjid lain di seluruh dunia untuk menjalin silaturahmi dan berdakwah atau tabligh.

Korban: Maksudnya adalah mengorbankan waktu, harta dan tenaga. Tanpa pengorbanan itu, usaha jemaah tidak akan tercapai.

Mahabbah: Kecintaan.

Maqami: Kerja dakwah di tempat sendiri.

Markas atau Subguzari: Tempat perhimpunan atau tempat pertemuan untuk menyelaraskan kerja-kerja dakwah dan tabligh, membentuk jamaah serta mengeluarkan jamaah di jalan Allah. Juga bermalam di setiap pekan (minggu) yang dikenal sebagai malam Subguzari.

Mohalla: Tempat tinggal para aktivis tabligh di tempat medan usahanya di tengah-tengah masyarakat setempat. Di sinilah dihidupkan ghast atau usaha dakwah tempatan.

Mu'amalah: Hubungan yang berkaitan dengan transaksi atau perniagaan.

Mua'syarah: Hubungan dalam pergaulan sosial.

Mudzakarah: Saling mengingatkan.

Mujahadah: Bekerja keras melawan kehendak hawa nafsu yang rendah serta tabah menghadapi berbagai ujian baik lahiriah maupun batiniah atau perasaan.

Musaffah: Berjabat tangan atau salam. Biasanya dalam jamaah, musaffah dilakukan dengan orang lama atau alim ulama sebelum jamaah keluar di jalan Allah.

Mutakallim: Juru bicara, yakni orang yang ditugaskan untuk berbicara ketika berjumpa dengan orang-orang yang ditemui pada waktu membuat ghast (jaulah).

Purdah: Sejenis kain yang menutupi wajah wanita.

Rahaba: Petunjuk jalan yang akan mempertemukan orang yang akan dijumpai dengan mutakallim.

Routes: Tempat atau rangkaian tempat yang akan dikunjungi jamaah dalam usahanya. (*contohnya, Jemaah jalan kaki akan keluar selama 2 bulan di Kelantan dan Terengganu. Jemaah 4 bulan negara jauh akan ke Germany.)

Ta'lim: Mengajar atau mempelajari.

Takazah: Kehendak, keperluan dan tuntutan yang dibentangkan untuk disambut dan dipenuhi karkun-karkun tabligh dalam usaha agama. (*Takazah akan dibentangkan di dalam mesyuarat yang diadakan sama ada dalam peringkat markas, halaqah atau di mohalla-mohalla tempatan (masjid/ surau). Contohnya, i) Jord pelajar akan diadakan, setiap halaqah diberi tugasan untuk menyediakan sama ada khidmat minuman, makanan dan pembersihan. ii) Target ijtima' mengeluarkan 700 jemaah 4 bulan, maka di setiap markas, tasykil 4 bulan sebanyak-banyaknya perlu dibuat sebelum ijtima'. iii) 7 jemaah dari Arab akan tiba pada bulan hadapan, takazahnya adalah menyediakan beberapa ustaz/ pelajar untuk menyertai jemaah ini sebagai penterjemah bahasa Arab, maka di setiap mohalla dan halaqah akan melakukan tasykil.)

Taqrir: Pembicaraan mengenai iman dan amal saleh untuk lebih menguatkan dan menumbuhkan semangat, juga menghadirkan hati dan pikiran sehingga dapat ditasykil untuk keluar di jalan Allah. Biasanya dilakukan di masjid ketika rombongan jaulah sedang berkeliling ke rumah-rumah. Atau pada hari (malam) Ijtima' markas yang dilakukan pada sore (petang) hari.

Targhib: Memberi perkataan (ucapan) kepada orang lain/ dorongan untuk membangkitkan rasa suka.

Tarhib: Kata-kata untuk memperingatkan diri sendiri.

Tasykil: Usaha membujuk atau mengajak orang banyak dengan memberikan ajakan-ajakan dan keterangan-keterangan agar dapat meluangkan waktu di jalan Allah.

Tawajjuh: Memusatkan perhatian kepada sesuatu.

Tilawah: Membaca. Biasanya digunakan sebagai istilah dalam membaca Al- Quran.

Ushul-Ushul: (atau adab dan usul); Tata tertib; Tertib-tertib jama'ah yang perlu diperhatikan ketika sedang menjalankan usaha tabligh. (*boleh lihat di Tertib: Usul Dakwah dan Tabligh.)

Zon: Pembahagian kawasan menurut rangka usaha tabligh. Kawasan-kawasan ini tidak dibatasi oleh zon politik.

Zumidar/ Zumindar: Orang yang bertanggungjawab dalam suatu tugas dalam rangka usaha jama'ah ketika amir tidak ada.



Tambahan (senarai tidak dinyatakan dalam buku tersebut):


Bairuni atau Intiqoli: Merujuk kepada keluar di jalan Allah. Contoh, usaha maqami (tempatan) dan usaha bairuni (luar).

Bayan Ta'ruf: Majlis penerangan untuk memperkenalkan jemaah setelah tiba di tempat tujuan. Lazimnya dilkukan setelah melakukan solat fardhu zuhur.

Bayan Subuh: Penerangan berkenaan 6 perkara atau sifat utama yang ada pada sahabat Rasulullah Saw.

Bayan Asar: Penerangan mengenai kepentingan dakwah. Bertujuan targhib dan menyediakan jemaah masjid/ surau untuk melakukan ghast (jaulah). 

Bayan Maghrib: Penerangan berkisar dalam 6 perkara dan bertujuan mengajak jemaah masjid/ surau meluangkan waktu untuk khuruj di jalan Allah.

Bazaar: Kedai atau gerai perniagaan yang ada di sekitar markaz.

Chai/ Garam Chai: Minuman teh susu (pekat), ditambah dengan sedikit garam. 

DTI: Singkatan kepada dakwah, taklim dan istiqbal. Usaha ziarah dilakukan seperti ghast (jaulah), tiada majlis penerangan/ bayan. 

Faisala: Pembuat keputusan dalam mesyuarat halaqah atau markaz. 

IPB: Singkatan kepada India, Bangladesh dan Pakistan. Aktivis diisyaratkan untuk khuruj ke negara ini terlebih dahulu sebelum ke negara-negara lain bertujuan mendengar nasihat-nasihat alim ulama dan mempelajari cara kerja usaha dakwah dan tabligh mengikut tertib yang betul. 

Karguzari: Laporan atau natijah/ hasil usaha dakwah tabligh yang telah dilakukan. Akan dibentangkan dalam mesyuarat yang akan diadakan sama ada di peringkat markas, halaqah atau mohalla.

Khususi: Usaha ziarah yang dilakukan terhadap golongan-golongan tertentu. Contohnya; ziarah kepada penanggungjawab masjid/ surau, ustaz atau alim ulama, karkun/ rakan seusaha yang 'berehat' dan sebagainya. 

Malfuzat: Kata-kata atau ucapan. Kumpulan malfuzat-malfuzat Maulana Ilyas rah.a yang dinukilkan oleh Maulana Manzoor Numani, baca atau muat turun di Malfoozaat - Discourses Of Maulana Ilyas Rah.a (Eng) 

Masturoh/ Masturat: Wanita. Wanita juga khuruj di jalan Allah bersama-sama dengan mahramnya yang dipanggil jemaah Masturat. Ada program khusus seperti bayan dan taklim masturat mingguan. Maklumat program, usaha atau tertib masturat boleh mencarinya melalui laman-laman bermanfaat di internet. 

Masyaikh atau Eldest: Alim ulama atau orang lama/awwalin dalam usaha dakwah. 

Mesyuwarah/ Mesyuarat: Perbincangan untuk mencapai kata putus dalam rangka kerja penyelarasan dan agihan tugasan usaha dakwah. Lazimnya dimulai dengan dzihin/ targhib dan penerangan adab-adab mesyuarat. Karguzari dan takazah merupakan perkara penting dalam mesyuarat. Mesyuarat dilakukan di pelbagai peringkat; mesyuarat harian di setiap mohalla, mesyuarat mingguan untuk setiap halaqoh dan markas serta mesyuarat bulanan di setiap markas.

Mutarjim: Penterjemah bahasa. 

Muzakkir atau Zakirin: Seseorang yang diberi tanggungjawab untuk berzikir dan berdoa memohon pertolongan dan hidayah Allah di dalam program ghast (jaulah). 

Nisob/ nisab:  Jangka masa khuruj Fi Sabilillah yang perlu dipenuhi oleh aktivis iaitu 3 hari atau 10 hari setiap bulan dan 40 hari atau 4 bulan setiap tahun. Tahapan nisab ini senantiasa meningkat bersesuaian kemajuan usaha. Apa yang dikehendaki, aktivis bersedia keluar khuruj pada bila-bila masa dan keadaan mengikut takazah.

Nusrah/ Nusroh: Bantuan atau kerjasama.

Syura/ Syuro: Penanggungjawab di satu-satu markaz. Beberapa syura akan dilantik bagi setiap markaz.

Ta'am / To'am: Makanan. Khidmat ta'am merujuk kepada khidmat menyediakan makanan kepada jemaah.

Tamsil/ Tamthil: Perumpamaan; analogi; perbandingan.


Beberapa panggilan jemaah: Jemaah Pelajar, Jemaah Ulama, Jemaah Santri, Jemaah Khawas (orang-orang kaya atau berpangkat), Jemaah Hafiz, Jemaah Jalan Kaki, Jemaah Masturat (wanita/ pasangan mahram), Jemaah Cikgu (atau profesion kerja), Jemaah Awam (orang awam), Jemaah Foreign/ Afrika (atau nama-nama tempat/ negara), Jemaah 4 bulan (atau tempoh-tempoh khuruj), Jemaah Runcit (ahli-ahli jemaah berlatar belakang negara/ tempat/ bahasa yang berbeza-beza).

Sumber
« Baca Selengkapnya »